HDI PROPOELIX
PLUS merupakan sebuah perpaduan unik dari ekstrak 4 bahan yang memiliki khasiat
yang luar biasa:
1.
PROPOELIX
2.
LINGZHI
3.
SHIITAKE
4.
MAITAKE
Bahan-bahan ini
diformulasikan karena efek sinergisnya sebagai Immunomodulator yang efektif,
dimana efektivitas masing-masing bahan didukung oleh studi klinis atau studi
ilmiah.
HDI PROPOELIX
PLUS adalah produk pertama di dunia yang menggabungkan Propoelix dan 3 jenis
jamur. Ke-4 bahan-bahan tersebut didukung laporan ekstensif berbasis penelitian
yang telah terbukti untuk masing-masing bahan. Bahan-bahan tersebut tidak hanya
meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, tetapi juga menekan pertumbuhan sel
tumor dan kanker.
Efek sinergis
dari 4 bahan tersebut membuat produk ini lebih efektif dibandingkan dengan
produk yang hanya mengandung salah satu bahan.
MENGATUR SISTEM
KEKEBALAN TUBUH
Sistem kekebalan
tubuh kita terdiri dari kumpulan sel, jaringan dan organ yang bekerja sama
untuk melindungi tubuh kita terhadap kuman, mikroorganisme, bakteri dan
berbagai virus.
Dalam kebanyakan
kasus, sistem kekebalan tubuh kita melakukan pekerjaan yang luar biasa untuk
menjaga kita tetap sehat dengan mencegah terjadinya infeksi. Namun faktor
genetik, stress, kebiasaan buruk, gaya hidup, tekanan kerja, faktor lingkungan
seperti polusi, semua berkontribusi terhadap melemahnya sistem kekebalan tubuh
kita.
Demam, flu dan
demam berdarah adalah penyakit yang secara klinis tidak dapat disembuhkan oleh
obat buatan manusia. Hanya sistem kekebalan tubuh kita yang dapat menghasilkan
antibodi untuk mencegah atau meredakan penyakit tersebut.
PROPOELIX
Propoelix
terbuat dari ekstrak bee propolis (propolis lebah) murni bermutu tinggi. Bee
propolis adalah bahan lengket yang diproduksi oleh lebah untuk melindungi
koloni mereka dari penyakit dan bakteri, mengandung sifat antibakteri dan
anti-oksidan yang luar biasa tinggi.
Bee propolis
juga mengandung vitamin, mineral dan 16 asam amino esensial yang dibutuhkan
untuk regenerasi sel. Bee propolis kaya akan polifenol yang bermanfaat dalam
membantu meningkatkan kekebalan tubuh seseorang, dengan cara memperkuat sistem
kekebalan tubuh orang tersebut.
Propolis telah
digunakan untuk penyembuhan sejak 300SM karena sifat antimikroba, antijamur,
antivirus dan anti-inflamasi yang dimilikinya(3). Jumlah anti-oksidan,
antikarsinogenik dan bioflavonoids dari propolis membuatnya menjadi
immonomodulator yang kuat dalam membantu mengatur sistem kekebalan tubuh kita(4).
Propolis juga mengandung jumlah Caffeic
Acid Phenethyl Ester (CAPE) yang tinggi, suatu senyawa kimia fenolik
alami yang efektif dalam menahan perkembangan kanker.
Propoelix juga
bertindak sebagai immunostimulan yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk
menolak dan menghancurkan tumor(5), meningkatkan sitotoksis (atau kualitas
menjadi racun), merespon terhadap antigen(6), dan memperbaharui sistem
kekebalan tubuh yang melemah akibat infeksi atau kemoterapi.
Propoelix juga
dapat bertindak sebagai immunosupresor untuk meredam respon imun abnormal pada
penyakit auto-imun seperti Lupus dan Diabetes tipe 1
Propoelix telah
dibuktikan dalam studi klinis untuk membantu Demam Berdarah sebagai terapi
suportif yang efektif karena sifat antivirus dan anti-inflamasinya
(Rochsismandoko, dkk, “Uji Klinis Propoelix (ekstrak Propolis) pada Pasien
Demam Berdarah Dengue’” Medika Jurnal Kedokteran Indonesia, Edisi Februari
2013)
Pasien yang
menggunakan Propoelix mengalami peningkatan yang signifikan dalam jumlah
trombosit (gambar 2), penurunan suhu tubuh yang cepat (gambar 3) dan
mempersingkat lama perawatan di rumah sakit. Selain itu, pasien tidak mengalami
efek samping yang tidak diinginkan atau kemunduran kondisi klinis. (Deman
Berdarah Dengue atau sidrome syok) (figure 4)(7).
LINGZHI (EKSTRAK JAMUR LINGZHI)
Lingzhi dikenal
untuk berbagai kegiatan biologis seperti immonomodulator, antitumor, jantung,
pernafasan anti hepatotoksik dan efek antinosiseptif (aktif melawan nyeri).
Senyawa utama dengan ativitas farmakologi yang signifikan adalah asam
ganoderic, triterpen dan polisakarida(13).
Selama 3 dekade
terakhir lebih dari 150 triterpen (14,15) dan lebih dari 50 polisakarida
karsinostatis telah diisolasi dari jamur ini. Lingzhi (8) sebagai protein
immunomodulator telah diisolasi untuk memuat 110 asam amino (16)
SHIITAKE (EKSTRAK JAMUR
SHIITAKE)
Shiitake
dihargai karena nilai gizinya yang tinggi. Sejak masa Dinasti Ming, Wu Rui
mengatakan Shiitake dikenal sebagai “Makanan Kaisar”, melancarkan energi vital,
mencegah rasa lapar, menyembuhkan demam berdarah dan melancarkan aliran darah.”
(8)
Dalam ilmu
modern saat ini, komponen aktif shiitake, polisakarida telah terbukti aktivitas
stimulannya (9) dalam berbagai penelitian. Salah satu contoh penelitiannya
dilakukan oleh para ilmuwan Korea di Universitas Nasional Kangwon, Institut
Biosains dan Bioteknologi pada tahun 2009. Polisakarida dalam jamur Shiitake
juga telah diidentifikasi sebagai immunopotentiator(10).
MAITAKE (EKSTRAK JAMUR
MAITAKE)
Maitake adalah
tanaman yang berasal dari Jepang Utara dan jamur langka serta lezat ini
mendapatkan pujian dari para ahli herbal tradisional Jepang. Maitake atau lebih
dikenal sebagai “jamur menari” sangat dihargai karena keunikan dan manfaat
kesehatannya(11).
Ekstrak Maitake
dengan bioaktif D-Fraksi (protein yang mengikat senyawa polisakarida) telah
digunakan sebagai immunoterapi pada kanker usus besar murine dengan hasil yang
memuaskan dan sebagai terapi tambahan pada sumsum tulang yang menurunkan sel
dendritik(12).
BERFUNGSI SEBAGAI KEMOPREVENTIF
Sifat CAPE pada
Propoelix memiliki sitotoksisitas istimewa pada sel tumor dan telah ditemukan
dapat menginduksi apoptosis (atau memprogram kematian sel) sel-sel kanker di
pankreas (18) dan usus besar(19).
Propoelix juga
menghambat pertumbuhan sel-sel C6 Glioma (Brain Tumor), baik in vitro dan in
vivo (20). Konsumsi CAPE secara teratur bermanfaat bagi pasien dengan tumor
yang masih menunjukkan tingginya tingkat pengaktifan NF-kB, seperti non-sel
kecil kanker paru-paru, tiroid, usus besar, payudara, perut, kanker skuamosa
kepala dan leher (21).
Propolis juga
mengandung artepillin C yang sangat sitotoksik untuk berbagai jalur sel tumor
padat ganas pada manusia (22), dan benzofenon terpoliprenilasi yang menunjukkan
aktivitas sitotoksik melawan jalur sel karsinoma epitheloid (HeLa), karsinoma
epidermoid (Hep-2), kanker prostat (PC-3) dan kanker sistem saraf tengah
(U251)(23). Propoelix dengan kandungan CAPE dan artepillin C nya menunjukkan
keberhasilan yang lebih besar dalam kemoprevensi (pencegahan kemo).
Pembuktian
Shiitake berbasis penelitian telah dilakukan secara eksternal. Salah satunya
dilakukan terhadap sarkoma 180 (Standard Cancer Cell Line), adenocarcinoma
mammae 755 (Breast Cancer), leukimia L-121010. Sebuah penelitian terbaru pada
tikus di tahun 2012 dilakukan di India.
Ini membuktikan bahwa polisakarida menunjukkan regresi tumor yang kuat. Dan
tumor sarkoma (kanker pada jaringan otot dan tulang) menghilang setelah 5
minggu. Komponen Beta Glucan-nya sangat luar biasa untuk aktivitas antikanker(8).
Maitake telah
terbukti mampu menginduksi apoptosis pada sel kanker payudara (24). Pada tahun
2002, penelitian memberikan bukti perbaikan gejala yang signifikan pada 58.3%
pasien kanker hati, 68.8% pasien kanker payudara, 62.5 % pasien kanker
paru-paru. Dilaporkan juga bahwa ada 10-20% peningkatan pada pasien leukimia,
kanker perut dan kanker otak (25).
Fungsi
kemopreventif Lingzhi telah teruji secara klinis di Pusat Kanker Sloan –
Kattering di Amerika Serikat dan dianggap sebagai:
1. Kemoprofilaksis
(agen kemoterapis untuk pencegahan penyakit) kanker pada individu yang berisiko
tinggi mengembangkan kanker.
2. Sebagai terapi
tambahan dalam pencegahan metastasis atau kambuhnya kanker.
3. Paliatif pada
kanker yang terkait dengan cachexia dan nyeri.
4. Penggunaan
tambahan dengan kemoterapi bersamaan untuk mengurangi efek samping dengan
mempertahankan jumlah leukosit. Lingzhi juga efektif dalam menekan pertumbuhan
sel tumor (26).
MENCEGAH KERUSAKAN
DEOXYRIBONUCLEIC ACID (DNA)
Propoelix
menurunkan stress oksidatif yang mencegah kerusakan DNA(28). Flavanon
terprenilasi (propolin) di Propoelix juga menunjukkan efek pendeteksi yang kuat
terhadap sebagian besar jenis radikal bebas(29).
Penelitian
kultur sel menunjukkan bahwa kandungan polifenol dan flavonoid pada propoelix
tidak terbatas untuk menetralkan radikal bebas, tetapi radikal superoksida
juga. Dengan nilai ORAC sebesar 21.921 (dibandingkan dengan 24 pada buah
jeruk), Propoelix efektif dalam mencegah kerusakan DNA.
MENGAPA HDI PROPOELIX
PLUS YANG TERBAIK?
>>SUPER BLEND
Tidak seperti
produk propolis lainnya yang biasanya dikumpulkan dari satu wilayah, sumber
bahan baku propolis untuk propoelix dari wilayah geografis yang berbeda. Setiap
sumber diuji untuk memastikan masing-masing mengandung komposisi kimia yang
unggul sebelum dikombinasikan untuk ekstraksi. Proses unik dan rumit ini
dilakukan hanya untuk menyediakan bagi Ada sebuah ekstrak dengan sifat yang
secara efektif dan konsisten menguntungkan.
Manfaat-manfaat
yang telah dibuktikan di laboratorium adalah tingginya kandungan
anti-oksidan(30), anti inflamasi(31), anti virus(32), antikanker(33), antijamur,
antibakteri(34), anti-alergi, antimikroba, antidiabetes (35), antitumor(36),
pendorong metabolisme karbohidrat, pendeteksi radikal bebas dan modulator
sistem kekebalan tubuh(37).
Ekstrak Lingzhi,
Shiitake dan Maitake yang digunakan dalam HDI PROPOELIX PLUS secara seksama
dipilih dari sumber berkualitas tinggi dengan nilai polisakarida yang konsisten
untuk memastikan kualitas dan efektivitasnya. Spektrum luas yang seimbang pada
ke-3 jamur dari sifatnya yang menguntungkan meliputi: antibakteri,antikanker,
immunodulator, antihepatotoksik, antisitotoksik, antitumor.
>>PROSES EKSTRAKSI YANG
UNIK DAN UNGGUL
Propoelix
memanfaatkan proses Continuous Multi-stage Countercurrent Extraction (CMCE)
yang telah dipatenkan, proses ini memurnikan dan menghilangkan 99.95% kotoran
(seperti logam berat dan pestisida) tanpa perubahan kimia – mempertahankan
jumlah awal mikro-nutrisi dari propolis mentah yang biasanya diencerkan dengan
destilasi uap tradisional atau proses ekstraksi padat-cair(38).
Selain itu CMCE
juga ramah lingkungan karena tidak membutuhkan konsumsi energi yang tinggi
(33). Lingzhi, Shiitake dan Maitake semuanya telah diekstraksi untuk menjaga
khasiat senyawa bermanfaat dalam hasil ekstraksi akhir.
>>KEAMPUHAN YANG TINGGI
DAN BIO AVAILABILITAS
Dibandingkan
dengan propolis biasa, Propoelix sebagai salah satu bahan utama dalam HDI
PROPOELIX PLUS memiliki keampuhan yang tinggi. Lebih penting lagi, CMCE
mempertahankan konsentrasi konstan dari fase cair (39) Propoelix – memungkinkan
sifat larut dalam airnya yang unik untuk mempertahankan:
a.
Semua
bioflavonoid, asam dan senyawa bermanfaat tetap utuh.
b.
Tidak berubahnya
dosis yang diberikan saat mencapai sirkulasi sistemik tubuh.
>>SINERGI DENGAN OBAT
RESEP
Penelitian
sangat menyarankan kapasitas adjuvant (membantu dalam pencegahan, ameliorasi
atau menyembuhkan penyakit) propolis bersinergi dengan vaksin(40) dan
obat-obatan antimikroba(41). Dikombinasikan dengan vaksin, propolis mampu
meningkatkan respon imun seluler terhadap virus Suid herpes tipe 1 (SuHV-1).
Sebagai terapi
tambahan untuk pasien dengan asma ringan sampai sedang, propolis menunjukkan
pengurangan yang kentara dalam insiden dan tingkat keparahan serangan pada
malam hari serta peningkatan fungsi ventilator(42).
Lingzhi telah
menunjukkan bahwa ia juga berfungsi bersama efek sinergis dengan tidah hanya
mengurangi efek samping dari komterapi tetapi juga menungkinkan tubuh pasien
untuk menerima dosis kemoterapi atau radioterapi dengan lebih optimal.
>>AMAN
Propoelix tidak
beracun(43), tidak memiliki efek samping, dan tidak menciptakan resistensi pada
penyakit yang disebabkan mikroba(44). Ekstrak shiitake, maitake dan lingzhi
yang digunakan dalam produk ini juga diuji secara menyeluruh sebagai non-toksik
(tidak beracun)
SIAPA YANG HARUS
MENGKONSUMSI HDI PROPOELIX PLUS?
1. Semua orang yang
menginginkan sistem kekebalan yang kuat dan siembang untuk mencegah timbulnya
penyakit degeneratif.
2. Mereka yang
memiliki gaya hidup yang sibuk, kurang tidur dan istirahat, terpapar polusi dan
mengalami stres yang tinggi. Dengan mengkonsumsi HDI PROPOELIX PLUS setiap
hari, tubuh Anda lebih siap untuk melawan radikal bebas dan dengan demikian
membantu mencegah pertumbuhan tumor.
3. Korban kanker
yang sedang atau telah selesai mejalani kemoterapi.
4. Mereka yang
didiagnosa memiliki penyakit immunodefisiensi atau autoimun. Untuk membantu
memulihkan sistem kekebalan tubuh mereka dengan lebih cepat.
CARA PEMAKAIAN:
Pemeliharaan:
Minumlah satu atau dua kapsul, setiap hari.
Immunoterapi
kanker: Minumlah minimal 3x2 kapsul, setiap hari. Lebih baik jika dikonsumsi
sebelum makan.
Isi per Box: 60
kapsul @ 5 kemasan blister. Setiap blister berisi 12 kapsul
Tiap kapsul
mengandung:
200mg PROPOELIX
150mg Ekstrak
LINGZHI
100mg Ekstrak
Maitake
100mg Ekstrak ShiitakeGO BREAKTHROUGH
PIN BB 23605343
WHATSAPP:+6281232696143
References
1.
Abd El-Hady, F. K., 1994. Gas Chromatography- mass
spectrometry (GC/MS) study of the Egyptian propoli-2- Flavonoid constituents.
Egypt. I Appl. Sc. 9(8): 91-109
2.
Sforcin, JM., Bankova V., 2011.
Propolis: is there a potential for the development of new drugs? T Ethnopharmacol 133 (2): 253–60.
3.
Orsi, R. O., Sforcin J. M., Rall V. L.
M., Funari S. R. C., Barbosa L., Fernandes JR A., 2005. Susceptibility profile
of Salmonella against the antibacterial activity of propolis produced in two
regions of Brazil. Journal of Venomous
Animals and Toxins including Tropical Diseases 11 (2): 109–16
4.
Brätter, C., Tregel M., Liebenthal C.,
Volk H. D., 1999. Prophylactic effectiveness of propolis for immunostimulation:
a clinical pilot study. Forsch
Komplementarmed. 6 (5):
256–60
5.
Pobojewski
S, 2003. Harnessing the Power of the Human Immune System. Medicine
at Michigan. University of Michigan.
6.
Overes
IM., Fredrix H., Kester MG., Falkenburg JH., Van der Voort R., De Witte TM.,
Dolstra H., 2009. Efficient activation of LRH-1-specific CD8+ T-cell responses
from transplanted leukemia patients by stimulation with P2X5
mRNA-electroporated dendritic cells. J. Immunother. 32 (6): 539–51.
7.
Rochsismandoko, Eppy, Diana P., Syafiq A., Utami S., Aznan
L., Bagus SB., 2013. Clinical Trial of Propoelix on Dengue Hemorrhagic Fever
Patients. Medika 2013, the Indonesian Medical Journal, No. 2.
8.
Jasrotia N., Sharma I., Badhani S., Prashar B.,2012. Incredible
Shiitake Mushroom. Manav Bharati
University. Solan
9.
Lee., Hwan H., Lee JS., Cho JY., Kim YE., Hong EK., 2008. Molecular
Mechanism of macrophage Activation by
Exopolysaccharides from liquid
culture of Lentinus edodes. Kwangwon
National University. Korea
10. Daba A.S., Ezeronye O.U., 2003. Anti-cancer effect of polysaccharides
isolated from higher basidiomycetes mushrooms. University
of cape Town. South Africa
11. Nanba H, Ph.D.,1997. Maitake D-Fraction: Healing And
Preventive Potential For Cancer. Kobe Pharmaceutical University.
12. Masuda
Y., Ito K., Konishi M., Nanba H., 2010. A Polysaccharide Extracted From Grifola
Frondosa Enhances The Anti-Tumor Activity Of Bone Marrow-Derived Dendritic
Cell-Based Immunotherapy Agianst Murine Colon Cancer. Kobe Pharmaceutical
University.
13. Quereshi
S., Pandey AK., Sandhu SS.,2010. Evaluation of antibacterial activity of
different Ganoderma lucisium extracts. R.D University. Jabalpur.
14. Kim
HW., Kim BK. 2002. Recent advances on the biological active triterpenoids of Ganoderma lucidium.Beijing Medical
University Press. Beijing : 10-19
15. Fang
QH., Zhong JJ., Submerged fermentation of higher fungus Ganoderma lucidium for production of valuable bioactive
metabolites-ganoderic acid and polysaccharides. Biochemical Engineering
Journal; 10: 61-65
16. Wu TC., Lin YT., Hsu HY., Sheu F., Ho CM., Edmund I., Chen T., 2011. Ling Zhi-8 mediates p53-dependent growth arrest of
lung cancer cell proliferation via the ribosomal protein S7-MDM2-p53 pathway.
National Yang-Ming University. Taipei.
17. Grundberger, D., Banerjee,
R., Eisinger, K., Oltz, E.M., Efros, L., Caldwell, M., Estevez, V., Nakanishi,
K., 1998. Preferential cytotoxicity on tumor cells by caffeic acid phenethyl
ester isolated from propolis. Experientia 44: 230-232.
18. Chen, M-J., Chang, W-H.,
Lin, C-C., Liu, C-Y., Wang, T-E., Chu, C-H., Shih, S-C., Chen, Y-J., 2008.
Cells involving caspase and mitochondrial dysfunction. Pancreatology 8 (6):
566-576.
19. Xiang, D., Wang, D., He,
Y., Xie, J., Zhong, Z., Li, Z., Xie, J., 2006. Caffeic acid phenethyl ester
induces growth arrest and apotosis of color cancer cells via the β catenin/T
cell factor signaling. Anti-Cancer.
20. Kuo, H-C., Kuo, W-H., Lee,
Y-J., Lin, W-L., Chou, F-P., Tseng, T-H., 2006. Inhibitory effect of caffeic
acid phenethyl ester on the growth of C6 glioma cells in vitro and in vivo.
Cancer Letters 234 (2): 199-208.
21. Bankova, V., 2009. Chemical
diversity of propolis makes it a valuable source of new biologically active
compounds. Journal of ApiProduct and ApiMedical Science 1(2): 23-28
22. Konishi, Y., 2005.
Transepithelial transport of artepillin C in intestinal caco-2 cell monolayers,
Biochim. Biophys. Acta 1713:138-144.
23. Cuesta-Rubio, O.,
Frontana-Uribe, B., Ramirez-Apan, T., Cardenas, J., 2002. Polyisoprenylated
benzophenones in Cuban propolis; biological activity of nemorosone. Z
Naturforschung 57c (3-2): 372-378.
24. Soares R., Meireles M., Rocha A., Pirraco A., Obiol D., Alonso E., Joos G., Balogh G., 2011. Maitake (D Fraction)
Mushroom Extract Induces Apoptosis In Breast Cancer Cells By BAK-1 Gene Activation. University of Porto Foundation. Portugal.
25. Kodama N ., Komuta K., Nanba H., 2002. Can Maitake Md-Fraction Aid
Cancer Patients?. Kobe
Pharmaceutical University.
26. Xie
YZ.,et al, 2005. Ganoderma lucidum inhibits tumour cell proliferation and
induces tumour cell death. Guangdong Academy of Sciences. China.
27. Serarslan, G., Altug, E.,
Kontas, T., Atik, E., Avci, G., 2007. Caffeic acid phenetyl ester accelerates
cutaneous wound healing in a rat model and decreases oxidative stress. Clinical
and Experimental Dermatology 32 (6): 709-715.
28.
Evans
MD., Cooke MS., 2004. Factors contributing to the outcome of oxidative damage
to nucleic acids. BioEssays 26 (5): 533–42.
29. Chen, C-N., Wu, C-L., Lin,
J-K., 2003. Cytotoxic prelynflavanones from Taiwan propolis. Journal of Natural
Products 66 (4): 503-506.
30.
Hirata
A., Murakami Y., Shoji M., Kadoma Y., Fujisawa S., 2005. Kinetics of
radical-scavenging activity of hesperetin and hesperidin and their inhibitory
activity on COX-2 expression. Anticancer Res. 25 (5): 3367–74.
31. Emim JA., Oliveira AB., Lapa AJ., 1994. Pharmacological
evaluation of the anti-inflammatory activity of a citrus bioflavonoid,
hesperidin, and the isoflavonoids, duartin and claussequinone, in rats and
mice. J. Pharm. Pharmacol. 46 (2):
118–22.
32. Howitz, Konrad T.; Bitterman, Kevin J.; Cohen,
Haim Y.; Lamming, Dudley W.; Lavu, Siva; Wood, Jason G.; Zipkin, Robert E.;
Chung, Phuong et al., 2003. Small molecule activators of sirtuins extend
Saccharomyces cerevisiae lifespan. Nature 425 (6954): 191–6.
33.
Ullmannova
V., Popescu NC., 2007. Inhibition of cell proliferation, induction of apoptosis,
reactivation of DLC1, and modulation of other gene expression by dietary
flavone in breast cancer cell lines. Cancer
Detect Prev. 31 (2):
110–8.
34. Mounnissamy VM.,
Kavimani S., Gunasegaran R., 2002. Antibacterial activity of gossypetin
isolated from hibiscus sabdariffa. Pharmacy Division, Mother Theressa Institute
of Health Sciences, Govt. Pharmacy, Gorimedu, Pondichery.
35. Calderon-Montaño JM., Burgos-Moron E.,
Perez-Guerrero C., Lopez-Lazaro M., 2011. A review on the dietary flavonoid
kaempferol. Mini Rev Med Chem. 11 (4): 298–344.
36. Martins, F., Assis, D., Dos
Santos, M., Camps, I., Veloso, M., Juliano, M., Alves, L., Doriguetto, A.,
2009. Natural polyprenylated benzophenones inhibiting cysteine and serine
proteases. European Journal of Medicinal Chemistry. Vol 44, Issue 3, 1230-1239.
37. http://ajpgi.physiology.org/cgi/content/abstract/279/6/G1148. Bioavailability of the flavanone naringenin and
its glycosides in rats"
38. Tylkowski, B., Trusheva,
B., Bankova, V., Giamberini, M., Peev, G., Nikolova, A., 2010. Extraction of
biologically active compounds from propolis and concentration of extract by
nanofiltration. Journal of Membrane Science 348: 124-130.
39. Li, W., Zheng,C., Wang, J.,
Shao, Y., Gao, Y., Ning, Z., Jiang, Y., 2007. Microwave Multi-Stage
Countercurrent Extraction of Dihydromyricetin from Ampelopsis grossedentata.
Food Technol. Biotechnol. 45 (4) 374-380.
40. Sforcin, J.M., Propolis and the immune system: a
review. Department of Microbiology and Immunology, Bioscience Institute, UNESP.
Brazil.
41. Kujumgiev, A., Tsvetkova,
I., Serkedjieva, Y., Bankova, V., Christov, R., Popov, S., 1999. Antibacterial,
antifungal and antiviral activity of propolis of different geographic origin.
Journal of Ethnopharmacology 64, 235-240.
42. Khayyal, M.T., El-Ghazaly, M.A., El-Khatib, A.S.,
Hatem, A.M., De Vries, P.J.F., El-Shafei, S., Khattab, M.M., 2003. A clinical
pharmacological study of the potential beneficial aspects of a propolis food
product as an adjuvant in asthmatic patients. Fundamental & Clinical
Pharmacology 17, 93-102.
43. Burdock, G.A., 1998. Review of the biological
properties and toxicity of bee propolis (propolis). Food and Chemical
Toxicology 36, 246-363.
44. Masihi KN., July 2001. Fighting infection using
immunomodulatory agents. Expert Opin Biol Ther 1 (4): 641–53.